top of page

Teori Kecerdasan Majemuk

Hola peeps! Apa kabar kamu hari ini? Aku harap baik-baik saja ya. Di sini aku ingin membagikan sedikit ilmu yang sudah aku dapatkan kepada kalian semua tentang kecerdasan majemuk. Aku mulai dari pengertian kecerdasan sendiri itu ya peeps.  

 

Para ahli pun bingung untuk menejermahkan pengertian kecerdasan itu sendiri. Karena terlalu banyak definisi. Namun, menurut pendekatan psikometris, kecerdasan dipandang sebagai sifat psikologis yang berbeda setiap individu. Menurut mereka pula kecerdasan dapat diperkirakan dan diklasifikasi berdasarkan tes inteligensi. Kamu tahu gak peeps, siapa sih tokoh pengukuran inteligensi itu? Aku kasih tahu aja ya, jadi tokoh pengukuran inteligensi itu adalah Alfred Binet. Oh iya, Binet juga mengklasifikasikan kecerdasan sebagai tiga komponen loh, yakni kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, serta kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri.

​

Sedangkan menurut pandangan dari ahli psikologi pendidikan, Edward Lee Thorndike, ia mengklasifikan inteligensi ke dalam tiga kemampuan, yaitu; kemampuan abstraksi, kemampuan untuk “beraktivitas” dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif; kemampuan mekanik, kalau kemampuan mekanik ini, biasanya individu menggunakan alat-alat mekanis dan memerlukan aktivitas indra-gerak untuk “beraktivitas”; dan yang terakhir, kemampuan sosial, kemampuan sosial dianggap sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi dengan cara yang cepat dan efektif. Menurut Thorndike, ketiga kemampuan itu dapat saling berkorelasi peeps. Tapi bisa juga tidak. Jadi, bisa saja kamu memiliki daya abstraksi yang bagus, namun lemah dalam bersosialisasi, dan bisa saja kamu memiliki daya abstraksi, mekanik, dan sosial sekaligus.

​

Ada pengertian inteligensi menurut pandangan lain juga nih peeps. Pandangan dari ahli perkembangan, yang melihat inteligensi secara kualitatif, berdasarkan aspek isi, struktur, dan fungsinya. Piaget juga mengaitkan inteligensi dengan periodisasi perkembangan biologis yang meliputi sensorimotorik dari usia 0-2 tahun, dilanjutkan tahap praoperasional dari usia 2 sampai 7 tahun, lalu operasional konkret dari usia 7 sampai 11 tahun, dan yang terakhir operasional formal dari usia 11 sampai usia remaja.

 

Apa yang aku sebutkan di atas itu adalah pengertian dari kecerdasan dari beberapa pandangan, sedangan teori kecerdasan majemuk itu sendiri untuk menjelaskan kemampuan seseorang dari berbagai aspek, dan membuktikan bahwa IQ tidak menjamin kecerdasan seseorang. Karena menurut Gardner, seorang tokoh kecerdasan majemuk, IQ hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yaitu logico-matematik, linguistik, dan spasial. Gardner menemukan tujuh kecerdasan majemuk pada awalnya yaitu verbal-linguistik, logika-matematika, visual-spasial, jasmani-kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, lalu ia menemukan satu kecerdasan lagi peeps, yaitu naturalis.

​

            Selain Gardner, ada tokoh lain juga loh peeps. Ia adalah Sternberg. Nah, Sternberg ini mengembangkan teori triarki kecerdasan majemuk. Ada kecerdasan analitis yaitu kecerdasan untuk menganalisa suatu permasalahan, seperti melakukan penilaian, evaluasi, perbandingan, dan membedakan. Ada juga kecerdasan kreatif, atau kecerdasan untuk membayangkan, menemukan, merancang, hingga membuat sesuatu yang original. Dan yang terakhir, kecerdasan praktis yang berarti kemampuan untuk menerapkan gagasannya, seperti memecahkan masalah kehidupanya, kecerdasan ini juga dikatakan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia.

​

            Nah peeps, itu dia sedikit ilmu yang bisa aku bagikan kepada kalian. Semoga bisa bermanfaat ya.

 

 

Referenced:

Musfiroh, Tadkiroatun. 2016. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Praba UT. http://repository.ut.ac.id/4713/1/PAUD4404-M1.pdf. Diakses pada 1 Juni 2018 pukul 12.30

Edited by Content Writer

Follow

©2018 by Psychological Education. Proudly created with Wix.com

bottom of page